Blogger news

Selasa, 15 Mei 2012

Ayam Aneh, Beranak Bukan Bertelur

0 komentar
Ayam Aneh, Beranak Bukan Bertelur - Seekor ayam betina di Srilanka beranak dan tidak seperti biasanya bertelur dan mengeram lalu telurnya menetas. Pemilik ayam yang tinggal di kawasan pegunungan Srilanka, Ranjith Ekanayake mengatakan bahwa dari enam ayamnya, satu ekor di antaranya tidak mengeram telur.

Ekanayake kemudian terkejut bahwa ayam betina yang tidak bertelur itu mengeluarkan anak ayam dalam bentuk utuh tanpa telur. Anak ayam itu tumbuh sehat namun induknya mati.

Pejabat peternakan pemerintah Srilanka mengatakan ia tidak pernah mendengar kejadian seperti itu sebelumnya.

Koran-koran setempat menerbitkan gambar pejabat peternakan itu yang sedang memeriksa kotoran induk ayam.

Ia mengatakan telur ayam berkembang dalam sistem reproduksi ayam betina itu.
Di dalam sistem reproduksi induk ayam, telur tersebut mengalami inkubasi selama 21 hari dan menetas sebelum keluar dari induknya.

Namun ayam betina itu mati karena pendarahan internal.

Surat kabar Srilanka Daily Mirror dalam judul berita utamanya menyebutkan, "Ayam yang keluar lebih dahulu, bukan telur."
Continue reading ...

Ternak Ayam Arab

0 komentar
Ternak Ayam Arab - Peternak di Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai mengembangkan budidaya ayam Arab, yang dinilai memiliki sejumlah keunggulan. Budidaya jenis ayam tersebut dilakukan Kelompok Ayam Melati, Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, serta kelompok peternak di Kelurahan Tunon, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, dalam sepekan terakhir.

Ayam Arab yang dikembangkan di wilayah tersebut berasal dari bantuan pemerintah pusat, melalui program penempatan dan perluasan kesempatan kerja (PPKK).

Jumlah ayam Arab yang dikembangkan dua kelompok tersebut sekitar 600 ekor, atau masing-masing 300 ekor untuk setiap kelompok.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Tegal, Sumito, Kamis (10/5/2012), mengatakan, dipilihnya ayam Arab sebagai jenis ayam yang dikembangkan pada dua kelompok tersebut, karena ayam jenis itu dinilai memiliki beberapa keunggulan. Selain kadar proteinnya tinggi, ayam itu juga bisa menghasilkan telur secara terus-menerus, selama dua tahun.

"Rasa telur yang dihasilkan juga gurih, seperti halnya telur ayam kampung. Dan yang jelas, dipilihnya jenis ayam tersebut, karena memang usulan dari penerima bantuan," kata Sumito.

Menurut dia, dalam mengembangkan jenis ayam Arab tersebut, masing-masing kelompok mendapatkan bantuan senilai Rp 150 juta, antara lain terdiri dari ayam yang dipelihara, pakan ayam, bitamin, jamu, kandang, dan peralatan beternak.

Pengembangan ayam Arab juga dimaksudkan untuk menyediakan keterampilan kerja dan usaha produktif bagi tenaga kerja penganggur atau setengah penganggur, melalui sistem padat karya. Diharapkan, upaya tersebut akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Wakil Ketua Kelompok Ayam Melati, Kelurahan Krandon, Hadi Sucipto, mengatakan, pengembangan ayam Arab di wilayahnya melibatkan sekitar 20 orang . Usia ayam yang dipelihara sekitar lima bulan hingga enam bulan.

Dari 300 ekor ayam yang dipelihara, sebanyak 296 ekor ayam merupakan ayam betina, sedangkan empat ekor merupakan ayam pejantan.

Saat ini, lanjutnya, sebagian ayam sudah mulai bertelur. Dari 296 ekor ayam, telur yang dihasilkan mencapai 60 ekor per hari. Telur tersebut dijual pada sejumlah pedagang dan sejumlah supermarket seharga Rp 1.200 per butir hingga Rp 2.000 per butir.

Hadi berharap, budidaya jenis ayam Arab bisa ber jalan lancar, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi anggota kelompok. Dari 20 anggota kelompok yang terlibat dalam budidaya ayam tersebut, sebagian besar berasal dari warga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan.
Continue reading ...

Ayam Berformalin

0 komentar
Ayam Berformalin - Untuk menjamin keamaan serta kenyamanan masyarakat dalam mengonsumsi daging ayam, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan menggelar razia daging ayam berformalin di Pasar Keayoranlama, Selasa (15/5/2012). Hasilnya, petugas berhasil menyita sedikitnya 186 ekor daging ayam karena terindikasi mengandung formalin.

"Dari operasi yang kami lakukan dari sekitar pukul 03.00-05.00 pagi tadi, kami ambil 49 sampel daging ayam. Hasilnya, terdapat 6 sampel dari 5 pedagang yang positif, sehingga dagangan mereka berupa 186 ekor daging ayam kami sita," ujar Nurhasan, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan, Selasa.


Nurhasan mengatakan, bukan hanya daging ayam saja yang disita, hati ayam yang juga terindikasi mengandung formalin juga disita. Selain itu, petugas menangkap tangan pedagang yang mencuci daging ayamnya dengan formalin.
"Kami dapati memang dia di luar pasar berdagangnya, yaitu di jalanan. Kami sita dari pedagang itu 300 cc cairan formalin, 4 kilogram hati ayam, dan 4 kilogram daging ayam yang sudah dipotong-potong," ujarnya.

Nurhasan mengatakan, pedagang-pedagang yang menggunakan formalin untuk daging ayamnya langsung didata dan dibawa ke kantor Sudin Pertanian dan Perikanan Jakarta Selatan. "Mereka (para pedagang) harus membuat pernyataan tidak akan lagi memakai formalin. Dan jika nanti kedapatan lagi menggunakan formalin pada operasi lanjutan, akan kami limpahkan ke aparat hukum," tegasnya.

Cholil (44), salah satu pedagang yang tertangkap tangan sedang mencuci ayam dengan formalin mengatakan, dirinya mengetahui bahaya menggunakan zat terlarang untuk makanan tersebut. Namun, karena tuntutan ekonomi, membuat dirinya terpaksa mengesampingkan efek yang akan ditimbulkan jika konsumen mengonsumsi daging ayam berformalin tersebut.

"Tahu sih bahayanya, tapi kalau tidak begitu ya cepat bau. Saya baru lima bulan menggunakannya, dan peredaran daging dari saya biasa dijual ke warung-warung di sekitaran Ciputat," tutur Cholil yang mengaku kerap menjual rata-rata 30 ekor ayam setiap harinya.

Razia akan terus dilakukan Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan. Karena tahun ini, Sudin Peternakan dan Perikanan Jakarta Selatan telah mencanangkan Pasar Kebayoran Lama dan Pasar Mayestik bebas dari daging ayam berformalin.
Continue reading ...

Kamis, 12 April 2012

Ayam Unik Berkaki Empat

0 komentar
Ayam Unik Berkaki Empat - Seorang warga pemilik peternakan ayam di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memiliki seekor ayam unik yakni memiliki empat kaki.

Sejak ayakm itu lahir lima hari lalu, peternakan milik Sutan Rumah Panjang di Padang Gaduik, Kecamatan Tilatang, itu ramai dikunjungi warga yang penasaran ingin melihat langsung ayam bangkok yang lahir dari induk petarung itu.

Namun dari empat kaki, hanya dua yang aktif digunakan untuk berjalan. Sedangkan dua lainnya tergantung di organ tubuh belakang dengan ukuran sedikit lebih kecil dari dua kaki aktif.

Sutan mengatakan anak ayam itu menetas bersama sembilan telur lainnya. Namun hanya satu yang berkaki empat lainnya normal.

“Pagi itu saya melihat kaki anak ayam ini ada empat. Padahal sebelumnya saya merasa telur yang satu ini tidak akan menetas karena sembilan ekor lainnya sudah menetas lebih dulu. Baru tiga jam sesudah itu ayam ini menetas dengan jumlah kaki empat. Induk dan anak ayam yang lainnya normal,” ujar Sutan, Senin (26/3/2012).

Dia mengaku sudah banyak warga yang ingin membeli ayam unik berwarna kuning-hitam itu, namun pria berusia 68 tahun itu tidak berniat melepasnya.

Namun sembilan ekor yang sama-sama menetas dengan ayam unik itu laris dipesan dan akan diambil pembeli pekan ini.
Continue reading ...

Penyebab Ayam Mati Mendadak

0 komentar
Penyebab Ayam Mati Mendadak - Sebanyak 88 ekor ayam kampung di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, ditemukan mati mendadak. Ayam-ayam itu tersebar di tiga desa.

Puluhan ekor ayam itu ditemukan mati sejak Minggu lalu hingga Selasa (31/1/2012) ini. Kematian ternak terjadi secara mendadak, tanpa didahului indikasi adanya penyakit.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Brebes, Jhoni Murahman, mengatakan, pihaknya telah memeriksa ayam-ayam yang mati tersebut.

Dari pemeriksaan rapid tes (tes cepat) yang dilakukan petugas Dinas Peternakan Kabupaten Brebes, ayam-ayam tersebut positif terkena virus flu burung (Avian influenza).

Untuk menghindari penyebaran penyakit tersebut, dinas peternakan telah menerjunkan petugas Partisipatory Disease Surveillance Response (PDSR) atau tim gerak cepat untuk melakukan pengendalian.

Pengendalian penyebaran virus flu burung dilakukan dengan mengandangkan ayam yang masih hidup, melarang keluarnya ternak dari desa yang terjangkit flu burung ke luar daerah, serta menyemprot kandang dan sumber virus flu burung dengan disinfektan.

"Ternak yang mati juga harus dikubur, untuk memutus penularan virus," kata Jhoni.
Continue reading ...
 

Copyright © Ternak Ayam Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger