Seleksi ayam ada dua macam :
A. Pada saat penerimaan pullet.
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan : Ukuran tubuh, berat tubuh, kerangka tubuh (frame), cacat fisik, status kesehatan.
Berat tubuh bukanlah ukuran mutlak terhadap kualitas pullet, karena pada banyak kasus, ayam-ayam yang produktivitasnya bagus, justru mengalami keterlambatan kedewasaan. Faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan adalah kerangka tubuh (frame), karena merupakan refleksi dari kemampuan ayam untuk berproduksi.
B. Setelah melewati masa puncak produksi
Strain ayam petelur modern, lebih mudah menunjukkan performance yang jelek, apabila tidak ditangani sesuai dengan rekomendasi pembibit. Dengan telah dilakukannya perbaikan genetic pada breeder, membawa konsekwensi perbaikan managemen pada tingkat peternak. Tetapi kebanyakan peternak masih menerapkan managemen yang lama. Hal ini sering tidak disadari oleh peternak, sehingga timbul anggapan “Ayam sekarang kok gampang sakit”, “pelihara ayam kok makin sulit”, “produksinya kok cepat turun” dll.
Apabila hal tersebut di atas sudah terlanjur terjadi, maka perlu dilakukan seleksi untuk membuang ayam-ayam yang kurang produktif.
Metode Seleksi Ayam yang kurang produktif dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Metode Absensi
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dilakukan oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di batteray pada ayam yang bertelur. Setelah waktu tertentu, ayam yang sedikit mendapatkan tanda, dianggap tidak produktif, dan dilakukan culling.
Kelemahan dari metode ini adalah :
- Apabila dalam satu batteray berisi 2 ekor atau lebih, akan kesulitan menentukan ayam mana yang produktif dan yang tidak.
- Bisa terjadi kesalahan seleksi, apabila ayam yang sebetulnya produktif, tetapi pada saat dilakukan seleksi, ayam masih dalam keadaan pause (istirahat).
2. Dengan mengamati karakteristik fisik ayam.
Tabel di bawah ini merupakan karakteristik ayam yang produktif dan kurang produktif.
A. Pada saat penerimaan pullet.
Faktor-faktor yang perlu di perhatikan : Ukuran tubuh, berat tubuh, kerangka tubuh (frame), cacat fisik, status kesehatan.
Berat tubuh bukanlah ukuran mutlak terhadap kualitas pullet, karena pada banyak kasus, ayam-ayam yang produktivitasnya bagus, justru mengalami keterlambatan kedewasaan. Faktor yang jauh lebih penting untuk diperhatikan adalah kerangka tubuh (frame), karena merupakan refleksi dari kemampuan ayam untuk berproduksi.
B. Setelah melewati masa puncak produksi
Strain ayam petelur modern, lebih mudah menunjukkan performance yang jelek, apabila tidak ditangani sesuai dengan rekomendasi pembibit. Dengan telah dilakukannya perbaikan genetic pada breeder, membawa konsekwensi perbaikan managemen pada tingkat peternak. Tetapi kebanyakan peternak masih menerapkan managemen yang lama. Hal ini sering tidak disadari oleh peternak, sehingga timbul anggapan “Ayam sekarang kok gampang sakit”, “pelihara ayam kok makin sulit”, “produksinya kok cepat turun” dll.
Apabila hal tersebut di atas sudah terlanjur terjadi, maka perlu dilakukan seleksi untuk membuang ayam-ayam yang kurang produktif.
Metode Seleksi Ayam yang kurang produktif dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Metode Absensi
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan paling banyak dilakukan oleh peternak. Metode ini dilakukan dengan memberi tanda di batteray pada ayam yang bertelur. Setelah waktu tertentu, ayam yang sedikit mendapatkan tanda, dianggap tidak produktif, dan dilakukan culling.
Kelemahan dari metode ini adalah :
- Apabila dalam satu batteray berisi 2 ekor atau lebih, akan kesulitan menentukan ayam mana yang produktif dan yang tidak.
- Bisa terjadi kesalahan seleksi, apabila ayam yang sebetulnya produktif, tetapi pada saat dilakukan seleksi, ayam masih dalam keadaan pause (istirahat).
2. Dengan mengamati karakteristik fisik ayam.
Tabel di bawah ini merupakan karakteristik ayam yang produktif dan kurang produktif.
0 komentar:
Posting Komentar