Ternak Ayam Arab - Peternak di Kota Tegal, Jawa Tengah, mulai mengembangkan budidaya ayam Arab, yang dinilai memiliki sejumlah keunggulan. Budidaya jenis ayam tersebut dilakukan Kelompok Ayam Melati, Kelurahan Krandon, Kecamatan Margadana, serta kelompok peternak di Kelurahan Tunon, Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, dalam sepekan terakhir.
Ayam Arab yang dikembangkan di wilayah tersebut berasal dari bantuan pemerintah pusat, melalui program penempatan dan perluasan kesempatan kerja (PPKK).
Ayam Arab yang dikembangkan di wilayah tersebut berasal dari bantuan pemerintah pusat, melalui program penempatan dan perluasan kesempatan kerja (PPKK).
Jumlah ayam Arab yang dikembangkan dua kelompok tersebut sekitar 600 ekor, atau masing-masing 300 ekor untuk setiap kelompok.
Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Tegal, Sumito, Kamis (10/5/2012), mengatakan, dipilihnya ayam Arab sebagai jenis ayam yang dikembangkan pada dua kelompok tersebut, karena ayam jenis itu dinilai memiliki beberapa keunggulan. Selain kadar proteinnya tinggi, ayam itu juga bisa menghasilkan telur secara terus-menerus, selama dua tahun.
"Rasa telur yang dihasilkan juga gurih, seperti halnya telur ayam kampung. Dan yang jelas, dipilihnya jenis ayam tersebut, karena memang usulan dari penerima bantuan," kata Sumito.
Menurut dia, dalam mengembangkan jenis ayam Arab tersebut, masing-masing kelompok mendapatkan bantuan senilai Rp 150 juta, antara lain terdiri dari ayam yang dipelihara, pakan ayam, bitamin, jamu, kandang, dan peralatan beternak.
Pengembangan ayam Arab juga dimaksudkan untuk menyediakan keterampilan kerja dan usaha produktif bagi tenaga kerja penganggur atau setengah penganggur, melalui sistem padat karya. Diharapkan, upaya tersebut akan meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Wakil Ketua Kelompok Ayam Melati, Kelurahan Krandon, Hadi Sucipto, mengatakan, pengembangan ayam Arab di wilayahnya melibatkan sekitar 20 orang . Usia ayam yang dipelihara sekitar lima bulan hingga enam bulan.
Dari 300 ekor ayam yang dipelihara, sebanyak 296 ekor ayam merupakan ayam betina, sedangkan empat ekor merupakan ayam pejantan.
Saat ini, lanjutnya, sebagian ayam sudah mulai bertelur. Dari 296 ekor ayam, telur yang dihasilkan mencapai 60 ekor per hari. Telur tersebut dijual pada sejumlah pedagang dan sejumlah supermarket seharga Rp 1.200 per butir hingga Rp 2.000 per butir.
Hadi berharap, budidaya jenis ayam Arab bisa ber jalan lancar, sehingga memberikan manfaat ekonomi bagi anggota kelompok. Dari 20 anggota kelompok yang terlibat dalam budidaya ayam tersebut, sebagian besar berasal dari warga yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan.
0 komentar:
Posting Komentar