Ciri Ayam Lokal Lombok
Ukuran ayam lokal Lombok tubuh relatif kecil, rataan bobot badan ayam betina dewasa (7,4 bulan) 885 gram (Prasetyo, dkk.,1992). Warna bulu beraneka ragam, warna yang menonjol : hitam, putih, kuning, cokelat dan kombinasi hitam-putih. Warna shank ada tiga macam: kuning, hitam dan putih. Pada ayam jantan warna kuning lebih menonjol. Warna kulit ada dua macam: putih dan kuning. Sebagian besar ayam jantan berkulit putih (61,3%). Jengger ada empat tipe: tunggal, kacang, mawar dan murbei. Jengger tipe tunggal paling banyak didapati. Sebagian besar ayam jantan lokal Lombok berpial (74,6%), sedangkan pada betina hanya sebagian kecil saja (38,1%) yang berpial. Ukuran pial pada jantan lebih besar daripada betina.
Perkembangan Populasi Ayam Lokal Lombok
Keadaan perkembangan populasi ternak ayam lokal dapat dilihat pada Tabel 1. Populasi ternak ayam lokal selama sepuluh tahun (1990-1999) tidak ada perkembangan yang berarti. Bahkan di Kotamadya Mataram dan Kabupaten Lombok Barat terjadi penurunan populasi yang mencolok. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara permintaan dan penyediaan ternak ayam lokal. Di satu sisi permintaan semakin meningkat karena semakin bertambah banyaknya penduduk dan semakin meningkatnya daya beli, di sisi lain produksi semakin menurun karena banyaknya pemotongan ayam betina muda.
Cara Pemeliharaan Ayam Lokal Lombok
Ayam lokal Lombok dipelihara secara tradisional. Kandang ayam umumnya tidak ada. Pada petang hari ayam pulang ke “rumah,” tidur di dahan-dahan pohon. Pada pagi hari ada beberapa pemilik yang memberi pakan sekedarnya berupa sisa-sisa dapur, kadang-kadang dicampur dengan dedak padi. Selanjutnya ayam dibiarkan berkeliaran mencari makan. Tempat mencari makan antara lain di sawah, ladang, parit, halaman rumah atau masuk ke rumah. Kondisi lingkungan yang demikian menyebabkan potensi genetik tidak dapat diekspresikan secara maksimal. Ini terbukti dengan pemberian pakan yang lebih baik pertumbuhan badan dapat ditingkatkan (Prasetyo dkk., 2002).
Pertumbuhan badan ayam lokal Lombok relatif lambat. Pertambahan bobot badan relatif tercepat terjadi pada bulan pertama, sebesar 240%. Rataan penambahan bobot badan per minggu pada enam bulan pertama 26 g untuk jantan dan 25 g untuk betina.
Ukuran ayam lokal Lombok tubuh relatif kecil, rataan bobot badan ayam betina dewasa (7,4 bulan) 885 gram (Prasetyo, dkk.,1992). Warna bulu beraneka ragam, warna yang menonjol : hitam, putih, kuning, cokelat dan kombinasi hitam-putih. Warna shank ada tiga macam: kuning, hitam dan putih. Pada ayam jantan warna kuning lebih menonjol. Warna kulit ada dua macam: putih dan kuning. Sebagian besar ayam jantan berkulit putih (61,3%). Jengger ada empat tipe: tunggal, kacang, mawar dan murbei. Jengger tipe tunggal paling banyak didapati. Sebagian besar ayam jantan lokal Lombok berpial (74,6%), sedangkan pada betina hanya sebagian kecil saja (38,1%) yang berpial. Ukuran pial pada jantan lebih besar daripada betina.
Perkembangan Populasi Ayam Lokal Lombok
Keadaan perkembangan populasi ternak ayam lokal dapat dilihat pada Tabel 1. Populasi ternak ayam lokal selama sepuluh tahun (1990-1999) tidak ada perkembangan yang berarti. Bahkan di Kotamadya Mataram dan Kabupaten Lombok Barat terjadi penurunan populasi yang mencolok. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya keseimbangan antara permintaan dan penyediaan ternak ayam lokal. Di satu sisi permintaan semakin meningkat karena semakin bertambah banyaknya penduduk dan semakin meningkatnya daya beli, di sisi lain produksi semakin menurun karena banyaknya pemotongan ayam betina muda.
Cara Pemeliharaan Ayam Lokal Lombok
Ayam lokal Lombok dipelihara secara tradisional. Kandang ayam umumnya tidak ada. Pada petang hari ayam pulang ke “rumah,” tidur di dahan-dahan pohon. Pada pagi hari ada beberapa pemilik yang memberi pakan sekedarnya berupa sisa-sisa dapur, kadang-kadang dicampur dengan dedak padi. Selanjutnya ayam dibiarkan berkeliaran mencari makan. Tempat mencari makan antara lain di sawah, ladang, parit, halaman rumah atau masuk ke rumah. Kondisi lingkungan yang demikian menyebabkan potensi genetik tidak dapat diekspresikan secara maksimal. Ini terbukti dengan pemberian pakan yang lebih baik pertumbuhan badan dapat ditingkatkan (Prasetyo dkk., 2002).
Pertumbuhan badan ayam lokal Lombok relatif lambat. Pertambahan bobot badan relatif tercepat terjadi pada bulan pertama, sebesar 240%. Rataan penambahan bobot badan per minggu pada enam bulan pertama 26 g untuk jantan dan 25 g untuk betina.
Soegeng Prasetyo
Fakultas Peternakan, Universitas Mataram
Fakultas Peternakan, Universitas Mataram
0 komentar:
Posting Komentar